Kelas : 4 EB 21
NPM : 26210507
PELAPORAN KEUANGAN DAN PERUBAHAN HARGA
Definisi Perubahan Harga
Laporan keuangan di masa perubahan harga berpotensi
menyesatkan apabila ada pengukuran nilai aset yang tidak akurat, penyimpangan
yang ditimbulkan diantaranya :
a) Proyeksi keuangan berdasarkan data
rangkaian waktu historis yang belum disesuaikan
b) Anggaran yang menjadi dasar
pengukuran
c) Data kinerja yang gagal menahan
pengaruh inlasi yang tidak terkendali.
Jenis Penyesuaian Inflasi
a. Penyesuaian tingkat harga umum (mata
uang konstan biaya historis), yaitu umlah mata uang yang disesuaikan dengan
perubahan tingkat harga (daya beli).
b. Penyesuaian biaya kini, yaitu
pertama, aktiva dinilai berdasarkan biaya kini dan bukan biaya historis. Kedua,
laba adalah jumlah sumber daya yang dapat didistribusikan oleh perusahaan dalam
suatu periode (tanpa memperhitungkan kompenen pajak), namun tetap dapat
mempertahankan kapasitas produktif atau modal fisik perusahaan.
PENDEKATAN TERHADAP AKUNTANSI
INFLASI DI BEBERAPA NEGARA
1) Amerika Serikat
Pada tahun
1970, FASB mengeluarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (Statement of
Financial Accounting Standards-SFAS) No. 33 Berjudul ”Pelaporan
Keuangan dan Perubahan Harga”, pernyataan ini mengharuskan
perusahaan-perusahaan AS yang memiliki persediaan dan aktiva tetap yang
bernilai lebih dari $125 juta atau total aktiva lebih dari $1 miliar,untuk
selama lima tahun mencoba melakukan pengungkapan daya beli konstan biaya
historis dan daya beli konstan biaya kini. FASB menerbitkan panduan (SFAS 89)
untuk membantu perusahaan yang melaporkan pengaruh pernyataan atas harga yang
berubah.
Perusahaan pelapor didorong untuk mengungkapkan informasi berikut untuk 5 tahun terakhir:
Perusahaan pelapor didorong untuk mengungkapkan informasi berikut untuk 5 tahun terakhir:
ü Penjualan bersih dan pendapatan operasi lainnya.
ü Laba
dari operasi yang berjalan berdasarkan dasar biaya kini.
ü Keuntungan
atau kerugian daya beli (moneter) atas pos-pos moneter bersih.
ü Kenaikan
atau penurunan dalam biaya kini atau jumlah yang dapat dpulhkan (yaitu
jumlah kas bersih yang diperkirakan akan dapat dipulhkan
melalui penggunaan atau penjualan) yang lebih rendah dari persediaan atau
aktiva tetap, bersih dari inflasi
(perubahan tingkat harga
umum).
ü Setiap
agregat penyesuaian translasi mata uang asing, berdasarkan biaya kini, yang
timbul dari proses konsolidasi.
ü Aktva
bersih pada akhir tahun menurut dasar biaya kini.
ü Laba
per saham (dari operasi berjalan) menurut dasar biaya kini.
ü Dividen
per saham biasa.
ü Harga
pasar akhir tahun per lembar saham biasa.
ü Tingkat
Indeks HArga Konsumen (Consumer Price Index-CPI) yang digunakan untuk mengukur
laba dari operasi berjalan.
Untuk meningkatkan daya
banding data tersebut, informasi dapat disajikan :
ü Ekuivalen
daya beli rata-rata (atau akhir tahun).
ü Dollar
periode dasar (1967) yang digunakan dalam menghitung CPI.
2)
Inggris
Komite
Standar Akuntans Inggris (Accounting Standard Committee-ASC) menerbitkan
Pernyataan Standar Praktik Akuntansi 16 (Statement of Standard Accounting
Practice-SSAP 16) “Akuntansi Biaya Kini” untuk masa percobaan 3 tahun pada
bulan Maret 1980. Inggris mewajibkan baik laporan laba rugi dan neraca biaya
kini, beserta catatan penjelasan.
Standar di Inggris memperbolehkan tiga pilihan pelaporan,
yaitu :
a)
Menyajikan
akun-akun biaya kini sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun
pelengkap biaya historis.
b)
Menyajikan
akun-akun biaya historis sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun
pelengkap biaya kini.
c)
Menyajkan
akun-akun biaya kini sebagai satu-satunya akun yang dilengkapi dengan
informasi biaya historis yang memadai.
SSAP mengharuskan dua angka yang mencerminkan pengaruh
perubahan harga spesifik, yaitu :
1) Penyesuaian modal kerja moneter
mengakui pengaruh perubahan harga khusus terhadap total jumlah modal kerja yang
digunakan oleh perusahaan dalam operasinya.
2) Mekanisme penyesuaian memungkinkan
pengaruh perubahan harga spesfik terhadap aktiva nonmoneter perusahaan.
3) Brasil
Penyesuaian
inflasi yang sesuai dengan hukum perusahaan menyajikan ulang akun-akun aktiva
permanen dan ekuitas pemegang saham dengan menggunakan indeks harga yang diakui
oleh pemerintah federal untuk mengukur devaluasi mata uang lokal. Aktiva
permanen meliputi aktiva tetap, gedung, investasi, beban tangguhan dan
depresiasi terkait, serta akun-akun amortisasi atau deplesi (termasuk setiap
provisi kerugian yang terkait). Akun-akun ekuitas pemegang saham terdiri dari
modal, cadangan pendapatan, cadangan evaluasi dan akun cadangan modal yang
digunakan untuk mencatat penyesuaian tingkat harga terhadap modal. Penyesuaian inflasi terhadap aktiva permanen
dan ekuitas pemegang saham disajikan bersih terhadap jumlah lebih yang
diungkapkan secara terpisah dalam laba kini sebagai keuntungan atau kerugian
koreksi moneter.
Komisi
Pasal Modal Brasil mewajibkan metode akuntansi yang lain untuk
perusahaan-perusahaan yang sahamnya diperdagangkan di depan publik.
Perusahaan-perusahaan yang tercatat sahamnya harus mengukur ulang seluruh
transaksi yang terjadi dalam suatu periode dengan menggunakan mata uang
fungsional.
Penyesuaian Tingkat Harga Umum
Mata
uang konstan biaya historis atau equivalen daya beli umum merupakan jumlah mata
uang yang disesuaikan terhadap perubahan tingkat harga umum (daya beli). Jumlah
nominal merupakan jumlah mata uang yang belum disesuaikan sedemikian rupa.
Sebagai
contoh, selama periode kenaikan harga, aktiva berumur panjang yang dilaporkan
didalam neraca sebesar biaya akuisisi awalnya dinyatakan dalam mata uang
nominal. Apabila biaya historisnya tersebut dialokasikan terhadap laba periode
kini (dalam bentuk beban depresiasi), pendapatan, yang mencerminkan daya beli
kini, ditandingkan dengan biaya yang mencerminkan daya beli (yang lebih tinggi)
dari periode terdahulu saat aktiva tersebut dibeli. Oleh sebab itu, jumlah
nominal harus disesuaikan untuk perubahan dalam daya beli umum uang agar dapat
ditandingkan secara tepat dengan transaksi kini.
Badan Standar Akuntansi
Internasional
IASB telah menyimpulkan bahwa
laporan posisi keuangan dan kinerja operasi dalam mata uang local menjadi tidak
berarti lagi dalam suatu lingkungan yang mengalami hiperinflasi. IAS 29 yang
membahas Pelaporan keuangan dalam perekonomian hiperinflasi mewajibkan (dan
bukan hanya merekomendasikan) penyajian ulang informasi laporan keuangan utama.
Secara khusus, laporan keuangan suatu perusahaan yang melakukan pelaporan dalam
mata uang perekonomian hiperinflasi, apakah didasarkann pada kerangka penilaian
biaya historis atau biaya kini, harus disajikan ulang sesuai dengan daya beli
konstan pada tanggal neraca.
Aturan
ini juga berlaku untuk angka-angka terkait pada periode sebelumnya. Keuntungan
atau kerugian daya beli yang terkait dengan posisi kewajiban atau aktiva
moneter bersih dimasukkan ke dalam laba kini. Perusahaan yang melakukan
pelaporan juga harus mengungkapkan:
a) Fakta bahwa penyajian ualng untuk
perubahan dalam daya beli unit pengukuran telah dilakukan.
b) Kerangka dasar penilaian aktiva yang
digunakan dalam laporan keuangan utama (yaitu penilaian biaya historis atau
biaya kini).
c) Identitas dan tingkat indeks harga
pada tanggal neraca, beserta dengan perubahannya selama periode pelaporan.
d) Keuntungan atau kerugian moneter
bersih selama periode tersebut.
Isu-isu Mengenai Inflasi
Terdapat empat isu akuntansi inflasi yang cukup mengganggu,
yaitu :
1. Apakah dolar konstan atau biaya kini yang lebih mengukur
pengaruh inflasi.
2. Perlakuan akuntansi terhadap keuntungan dan kerugian
inflasi.
3. Akuntansi inflasi luar negeri.
4. Menghindari fenomena kejatuhan ganda.
Keuntungan dan Kerugian Inflasi
Keuntungan
atau kerugian pos-pos moneter di Amerika Serikat ditentukan dengan menyajikan
ulang dalam dolar konstan, saldo awal dan akhir, serta transaksi dalam, seluruh
aktiva dan kewajiban moneter (termasuk utang jangka panjang). Angka yang
dihasilkam diungkapkan sebagai pos terpisah. Perlakuan ini memeandang
keuntungan dan kerugian pos-pos moneter sebagai hal yang berbeda dari jenis
pendapatan yang lain. Di Inggris, keuntungan dan kerugian pos-pos moneter
dipisahkan menjadi modal kerja moneter dan mekanisme penyesuaian.
Pendekatan
di Brazil yang tidak lagi diwajibkan, tidak menyesuaikan aktiva dan kewajiban
kini secara eksplisit, karena jumlah-jumlah ini dinyatakan dalam hal nilai yang
dapat direalisasi.
Keuntungan dan Kerugian Kepemilikan
Akuntansi untuk biaya kini membagi
total laba menjadi dua bagian: (1) laba operasi (perbedaan antara pendapatan
kini dan biaya kini sumber daya yang dikonsumsi) dan (2) keuntungan yang belum
direlasisasi yang timbul dari kepemilikan aktiva nonmoneter dengan nilai
pengganti yang meningkat bersamaan dengan inflasi. Kenaikan dalam biaya
penggantian aktiva operasi (yaitu, proyeksi arus kas keluar yang lebih tinggi
untuk mengganti peraltan) bukanlah suatu keuntungan, baik itu direalisasi atau
tidak. Apabila laba berbasis biaya kini mengukur perkiraan kekayaan perusahaan
yang dapat digunakan, maka perubahan biaya kini persediaan, aktiva tetap dan
aktiva operasi lainnya merupakan revaluasi ekuitas pemilik, yang adalah bagian
dari laba yang harus disimpan oleh perusahaan untuk mempertahankan modal
fisiknya (kapasitas produktifnya). Aktifa yang dimiliki untuk spekulasi,
seperti lahan kosong atau surat berharga yang dapat dipasarkan, tidak perlu
diganti untuk mempertahankan kapasitas produktif. Dengan demikian, jika
penyesuaian biaya kini mencakup pos-pos ini, kanaikan atau penurunan ekuivalen
biaya (nilai) kininya (hingga sebesar nilai yang dapat direalisasikan) harus
dinyatakan lengsung dalam laba.
Akuntansi Untuk Inflasi di Luar
Negeri
Di Amerika serikat, FASB berupaya
untuk membahas masalah inflasi dengan mewajibkan perusahaan pelapor yang besar
untuk melakukan eksperimen dengan pengungkapan daya beli konstan biaya historis
dan pengungkapan biaya kini. FAS 89, yang mendorong (dan bukan lagi
mengharuskan) perusahaan untuk memperhitungkan perubahan harga, masih
meninggalkan permasalahan yang masih belum terselesaikan dalam dua tingkatan.
Pertama perusahaan mungkin terus mempertahankan nilai aktiva nonmoneter berdasarkan
biaya historisnya (disajikan ulang untuk perubahan tingkat harga umum) atau
menyajikan ulang berdasarkan ekuivalen biaya kini. Kedua, perusahaan yang
memilih untuk menyediakan data biaya kini tambahan atas operasi luar negeri
memiliki dua metode pilihan dalam mentranslasikan dan menyajikan ulang
akun-akun luar negeri dalam dolar AS.
Menghindari Kejatuhan Ganda
Pada saat menyajikan ulang akun-akun
luar negeri terhadap inflasi di luar negeri, seseorang harus berhati-hati untuk
menghindari apa yang disebut sebagai kejatuhan ganda. Masalah ini muncul karena
inflasi local langsung berpengaruh terhadap kurs yang digunakan dalam
translasi. Apabila teori ekonomi mengasumsikan bahwa terdapat hubungan terbalik
antara laju inflasi internal suatu negara dan nilai eksternal mata uangnya,
bukti-bukti menunjukkan bahwa hubungan seperti ini jarang sekali bertahan
(paling tidak dalam jangka pendek). Dengan demikian, ukuran penyesuaian yang
terjadi untuk menghapuskan kejatuhan ganda akan berbeda-beda tergantung pada sejauh
mana kurs dan perbedaan inflasi berhubungan secara negatif.
Sumber :
Choi, Frederick D.S and Gary K. Meek. 2010. International
Accounting. Buku 1. Salemba Empat. Jakarta.
Choi, Frederick
D.S., and Gerhard D. Mueller, 2005. Akuntansi
Internasional, Edisi 5. Salemba Empat. Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar